Bahasa Jawa: Mengenali Tiga Dialek Jawa Barat

sunda
Masyarakat sunda (Foto Dipantara)

Dipantara.com – Prasasti Sukabumi yang berasal dari tahun 804 Masehi di perkirakan menjadi cikal bakal penggunaan Bahasa Jawa Kuno, termasuk yang kini di tuturkan oleh jutaan orang di Jawa Barat dan sekitarnya.

Bahasa Jawa di Jawa Barat, layaknya alunan melodi yang beragam, terbagi menjadi tiga dialek utama: Dialek Pantai Utara (Pantura), Dialek Cirebon, dan Dialek Ciamis.

Masing-masing dialek memiliki keunikan dan ciri khasnya sendiri, terukir dalam percakapan dan tradisi masyarakat setempat.

Dialek Pantura

Bagaikan ombak yang memecah pantai. Dialek ini membentang luas di sepanjang pesisir utara Jawa Barat. Antara lain meliputi Cirebon, Majalengka, Indramayu, Karawang, dan Subang.

Baca Juga:  Bubur Asyura: Simbol Persatuan, Rasa Syukur, dan Nilai Luhur Islam

Sejarah mencatat bahwa wilayah Pantura ini dulu menjadi jalur pendaratan pasukan Mataram dalam pertempuran melawan Belanda di Batavia. Jejak sejarah ini terekam dalam dialek Pantura, yang di warnai dengan pengaruh bahasa Sunda dan Melayu.

Dialek Cirebon

Di Desa Trusmi Wetan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Dialek Cirebon menyapa telinga dengan keunikannya. Dialek ini tidak hanya di gunakan dalam percakapan sehari-hari. Akan tetapi juga tertanam dalam tradisi dan budaya masyarakat Cirebon. Seperti tari topeng dan wayang kulit.

Baca Juga:  Ketupat Kandangan: Kuliner Khas Banjarmasin Beraroma Ikan Haruan

Dialek Ciamis

Bagaikan alunan musik yang mengalun di kaki Gunung Sawal, menyapa telinga di empat daerah di Kabupaten Ciamis. Antara lain, Desa Ratawangi, Kecamatan Banjarsari; Karangcengek, Desa Pamarican, Kecamatan Pamarican; Desa Sukanagara, Kecamatan Lakbok; dan Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja.

Keunikan dialek ini tercipta dari perpaduan bahasa Sunda dan Jawa, di warnai dengan nuansa geografis yang membedakannya dari dialek Pantura.

Baca Juga:  Petik Tebu Manten: Ritual di Balik Manisnya Gula

Perbedaan geografis dan pengaruh budaya eksternal telah mewarnai Bahasa Jawa di Jawa Barat, melahirkan dialek-dialek yang kaya dan beragam.

Keberagaman ini menjadi bukti kekayaan budaya dan sejarah Jawa Barat yang patut dijaga dan dilestarikan. Upaya pelestarian bahasa Jawa dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti mempelajari dialek-dialeknya.

Lalu, mempromosikan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, dan memperkenalkannya kepada generasi muda. Dengan menjaga kelestarian Bahasa Jawa, kita turut menjaga warisan budaya bangsa yang tak ternilai.