Selama perjalanan, anak ayam tumbuh menjadi ayam dewasa yang tangguh. Ketika Ciung Wanara tiba di Galuh, terdapat sebuah ajang sabung ayam besar-besaran. Ayam Ciung Wanara berpartisipasi dan menjadi ayam unggulan yang tak tertandingi.
Kabar tentang ketangguhan ayam Ciung Wanara sampai ke telinga Prabu Barma Wijaya Kusumah. Raja memerintahkan Uwa Batara Lengser untuk menemukan Ciung Wanara. Setelah menemukan Ciung Wanara, Uwa Batara Lengser mengungkapkan segala perlakuan buruk yang dilakukan oleh Prabu Barma Wijaya Kusumah. Dia menyarankan agar Ciung Wanara menantang Prabu Barma Wijaya dengan taruhan setengah kerajaan.
Pertarungan sabung ayam antara Ciung Wanara dan Prabu Barma Wijaya Kusumah pun terjadi. Hasilnya, ayam Ciung Wanara menang telak dan memberikan Ciung Wanara kekuasaan atas setengah kerajaan. Ciung Wanara membangun penjara untuk orang-orang jahat dan merencanakan untuk memasukkan Prabu Barma Wijaya Kusumah dan Dewi Pangrenyep ke dalam penjara tersebut.
Dengan pura-pura mengundang mereka untuk memeriksa penjara baru, Ciung Wanara berhasil menjerat Prabu Barma Wijaya Kusumah dan Dewi Pangrenyep. Setelah mereka dipenjara, Ciung Wanara mengungkapkan kejahatan yang telah mereka lakukan. Hariang Banga, yang adalah anak Dewi Pangrenyep, merasa marah dan sedih atas tindakan tersebut dan merencanakan pemberontakan.
Pemberontakan yang terjadi mengarah pada pertempuran sengit. Di tengah pertarungan antara Ciung Wanara dan Hariang Banga, tiba-tiba Raja Prabu Permana di Kusumah muncul bersama Ratu Dewi Naganingrum dan Uwa Batara Lengser.
Raja Prabu Permana dengan tegas melarang pertarungan antara Ciung Wanara dan Hariang Banga karena mereka adalah saudara. Raja mengeluarkan titah bahwa Ciung Wanara akan memimpin kerajaan Galuh dan Hariang Banga akan memerintah di sebuah negara baru yang terletak di timur Sungai Brebes.
Respon (1)
Komentar ditutup.