MENJULANG tinggi di Jawa Timur, Gunung Semeru, sang raksasa dengan ketinggian 3.676 meter, tak hanya memukau mata dengan keindahan alamnya, tetapi juga menyimpan cerita-cerita mitos dan fakta yang menarik untuk ditelusuri.
Bagi masyarakat Jawa, Semeru bukan sekadar gunung biasa. Di balik kegagahannya, terbentang mitos yang menceritakan asal-usulnya yang luar biasa. Konon, Semeru dulunya adalah Gunung Meru, gunung suci di India, yang dipindahkan oleh para dewa ke Jawa untuk menyeimbangkan pulau yang terombang-ambing di lautan.
Mitos ini tertuang dalam Kitab Tantu Panggelaran dari abad ke-15. Kisahnya begitu fantastis, menceritakan Dewa Brahma dan Wisnu yang diperintahkan Dewa Siwa untuk memindahkan Gunung Meru. Wisnu menjelma menjadi kura-kura raksasa untuk mengangkut gunung, sementara Brahma berubah menjadi ular raksasa untuk mengikat mereka berdua.
Meskipun mitos ini telah melegenda, sains memiliki penjelasan berbeda tentang asal-usul Semeru. Para ilmuwan meyakini bahwa gunung ini terbentuk secara alami melalui proses aktivitas vulkanik selama jutaan tahun.
Fakta dan mitos tentang Semeru tak hanya menarik untuk ditelusuri, tetapi juga menjadi bukti kekayaan budaya dan tradisi Jawa. Mitos ini menunjukkan bagaimana masyarakat Jawa memandang Semeru sebagai gunung yang suci dan penuh misteri.
Bagi para pendaki, Semeru menjadi magnet yang tak tertahankan. Mendaki hingga puncaknya, menapaki jejak para dewa dalam legenda, menjadi pengalaman spiritual dan fisik yang tak terlupakan.
Namun, perlu diingat bahwa Semeru adalah gunung aktif. Erupsi bisa terjadi kapan saja. Para pendaki harus selalu waspada dan mengikuti aturan pendakian yang berlaku.
Mitos dan fakta, dua sisi cerita yang mewarnai Gunung Semeru. Bagi masyarakat Jawa, Semeru adalah gunung suci yang penuh misteri. Bagi para pendaki, Semeru adalah tantangan dan keindahan alam yang memikat. Semeru, sang raksasa Jawa, tak hanya memesona, tetapi juga menyimpan cerita-cerita yang tak terlupakan.