Sosok  

Jejak Berharga Mohammad Hatta Menggerakkan Perekonomian Indonesia

Mohammad Hatta, bapak pendiri bangsa sekaligus Wakil Presiden RI pertama, mengubah wajah perekonomian Indonesia dengan konsep koperasi.

MOHAMMAD Hatta, tokoh besar dalam sejarah Indonesia, telah memberikan kontribusi yang mendalam bagi kemajuan negeri ini. Jejak langkahnya di berbagai bidang telah membawa perubahan signifikan dan mengangkat Indonesia ke panggung global.

Salah satu aspek utama dari kontribusinya adalah peranannya dalam memajukan koperasi di Indonesia, yang kemudian memberinya julukan sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Perjalanan Internasional Setelah Proklamasi

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, Mohammad Hatta tidak hanya berdiam diri di dalam negeri. Ia melanjutkan perjalanan ke berbagai negara dan menghadiri berbagai konferensi internasional dengan tujuan utama: memperoleh pengakuan resmi atas kemerdekaan Indonesia.

Upaya Hatta ini sangat penting untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya diakui secara de facto tetapi juga secara de jure oleh komunitas internasional.

Sebagai negosiator ulung, Hatta turut terlibat dalam berbagai perjanjian dan perundingan yang mengedepankan kepentingan Indonesia. Ia tidak hanya mewakili Indonesia dalam forum-forum internasional tetapi juga menunjukkan keterampilan diplomatik yang mengesankan, yang turut memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.

Baca Juga:  Menengok Semangat Firdan Melestarikan Wayang di Era Digital

Koperasi sebagai Pilar Perekonomian Rakyat

Mohammad Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia karena jasanya yang luar biasa dalam memajukan koperasi sebagai alat utama dalam pembangunan ekonomi rakyat. Hatta melihat koperasi sebagai solusi efektif untuk menghindari keterlibatan kapitalis dan monopoli dalam perekonomian.

Menurut Hatta, koperasi memiliki potensi untuk menciptakan perekonomian yang adil dan merata, yang tidak hanya menguntungkan segelintir orang tetapi seluruh masyarakat.

Hatta percaya bahwa koperasi dapat membangun perekonomian yang inklusif dengan menyentuh berbagai sektor seperti pertanian, perdagangan, perkebunan, kerajinan, perikanan, dan industri kecil. Ia yakin bahwa kehadiran koperasi di tengah masyarakat dapat menjadi penggerak semangat dan kepercayaan diri rakyat, serta membantu mereka melepaskan diri dari pengaruh ekonomi asing yang merugikan.

Koperasi menurut Hatta bukan hanya sekadar wadah ekonomi, tetapi juga alat untuk mencapai keadilan sosial. Dengan membangun struktur koperasi yang kuat, Hatta berharap dapat mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan peluang yang setara bagi semua anggota.

Baca Juga:  Masjid Baitul Atiq Winongan Simpan Bekas Kubah Berhuruf China

Filosofi dan Konsep Koperasi Menurut Hatta

Di balik konsep koperasi yang dikembangkan oleh Mohammad Hatta terdapat filosofi hidup masyarakat Indonesia yang mendalam, yaitu gotong royong. Pada Kongres Koperasi pertama, asas gotong royong diusung sebagai prinsip dasar koperasi, mencerminkan tradisi masyarakat yang selalu saling membantu dan bekerja sama.

Hatta percaya bahwa koperasi, dengan prinsip gotong royongnya, dapat mencapai tujuan bersama dan membangun perekonomian yang solid. Dalam buku terkenalnya, Membangun Koperasi, Koperasi Membangun, Hatta menjelaskan bahwa koperasi harus didasarkan pada konsep kekeluargaan.

Ia menganggap bahwa koperasi adalah manifestasi nyata dari demokrasi ekonomi, di mana pengurus dan anggota terlibat dalam musyawarah, tanggung jawab bersama, dan setiap anggota memiliki hak serta suara yang sama dalam pengambilan keputusan.

Hatta juga berpendapat bahwa koperasi harus berfungsi sebagai sarana edukasi yang melatih anggota dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola koperasi secara efektif.

Koperasi dapat membuka kesempatan kerja dan melatih keterampilan yang bermanfaat bagi masyarakat setempat, memperkuat struktur ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh.

Baca Juga:  Hamzah Haz, Mantan Wakil Presiden Indonesia dengan Gaya Moderat

Mengakhiri Eksploitasi dan Membangun Ekonomi Berkeadilan

Semasa penjajahan Belanda, banyak sektor ekonomi dikuasai dan dieksploitasi oleh pihak asing, meskipun rakyat pribumi yang bekerja keras. Hatta merasa bahwa sudah saatnya untuk mengakhiri eksploitasi tersebut dan menggantinya dengan sistem ekonomi yang lebih adil.

Ia memandang koperasi sebagai cara untuk membebaskan rakyat dari ketergantungan pada kekuatan ekonomi asing dan membangun ekonomi yang lebih adil dan merata. Hatta memahami bahwa koperasi harus dapat berfungsi lebih dari sekadar wadah ekonomi; ia juga harus mampu menjadi pendorong perubahan sosial.

Dengan adanya koperasi, ia berharap bisa membangun sebuah masyarakat yang lebih mandiri dan tidak tergantung pada pihak luar. Ini adalah bagian dari visi Hatta untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berdiri tegak di atas kaki sendiri, dengan perekonomian yang dikelola dan dimiliki oleh rakyatnya sendiri.