NAMA Surabaya sendiri konon berasal dari pertarungan sengit antara dua raksasa air, ikan hiu bernama sura dan buaya bernama baya.
Legenda ini menceritakan perebutan wilayah antara sura dan baya yang berujung pada pertempuran dahsyat. Pertarungan mereka begitu sengit, sura dan baya saling menggigit ekor masing-masing hingga hampir putus. Air di sekitar mereka pun memerah karena darah mereka.
Pertempuran heroik ini menjadi simbol keberanian dan perlawanan, yang kemudian abadi dalam nama Kota Surabaya. Patung sura dan baya pun menghiasi landmark kota, menjadi pengingat akan semangat juang para leluhur.
Dari Legenda Menuju Sejarah: Pertempuran Raden Wijaya
Di balik legenda ikan sura dan buaya, terbentang sejarah panjang Surabaya yang tak kalah menarik. Pada tahun 1293, Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit, memimpin pertempuran sengit melawan pasukan Tartar dari Cina di Pelabuhan Galuh.
Balas dendam Raden Wijaya atas kematian raja Kertanegara dan kekejaman pasukan Tartar yang menjarah harta benda dan rakyat, melatarbelakangi pertemuran ini. Dengan strategi cerdik dan keberaniannya, Raden Wijaya berhasil mengalahkan pasukan Tartar.
Kemenangan ini menjadi titik balik sejarah Surabaya dan menandai kelahirannya sebagai kota yang penuh semangat juang. Hari kemenangan Raden Wijaya, tanggal 31 Mei, kemudian menjadi hari jadi Kota Surabaya.
Semangat Juang dan Kepahlawanan
Nama Surabaya bukan sekadar legenda atau peristiwa sejarah, tetapi mengandung makna yang mendalam. ”sura” berarti ”berani” dan ”baya” berarti ”bahaya”.
Perpaduan kedua kata ini melambangkan semangat juang dan keberanian rakyat Surabaya dalam menghadapi bahaya dan penindasan. Semangat ini telah tertanam sejak nenek moyang mereka hingga saat ini.
Surabaya tak hanya tenar dengan sebutan kota pahlawan karena pertempurannya di masa lampau, tetapi juga karena semangat juang rakyatnya yang tak pernah padam. Semangat ini terwujud dalam berbagai aksi heroik, seperti perlawanan terhadap penjajah dan perjuangan kemerdekaan.
Tak hanya kaya akan sejarah dan legenda, Surabaya juga merupakan kota modern yang terus berkembang. Kota ini menjadi pusat ekonomi, budaya, dan pendidikan di Jawa Timur dan Indonesia.
Meskipun modern, Surabaya tak pernah melupakan akar sejarahnya. Masyarakat Surabaya terus mewariskan semangat juang dan kepahlawanan para leluhur. Surabaya menjadi contoh nyata bahwa infrastruktur, bukan satu-satunya tolok ukur kota yang maju. Tetapi, juga dengan memegang teguh semangat juang dan nilai-nilai luhur.
Surabaya, kota yang hidup, berkembang, dan tak pernah kehilangan identitasnya sebagai ”kota pahlawan”.