DOMINASI Sulawesi dalam penemuan taksa baru ini mencerminkan keanekaragaman hayati yang unik di pulau tersebut. Sebanyak 38 dari 49 taksa baru, adalah fauna. Termasuk 1 marga baru kepiting yang hanya terdapat di Kepulauan Natuna.
Taksa flora baru pun tak kalah menarik, dengan 5 spesies begonia baru yang menghiasi hutan-hutan Sulawesi. Penemuan ini bukan hanya menambah daftar spesies di Indonesia, tetapi juga membuka peluang baru untuk penelitian dan pemanfaatan biodiversitas.
“Upaya konservasi keanekaragaman hayati BRIN meliputi pengungkapan biodiversitas nusantara berupa discovery spesies baru beserta data genom dan potensi pemanfaatannya,” jelas Iman Hidayat, Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN.
Lebih lanjut, Bayu Adjie, Kepala Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, menekankan pentingnya taksonomi dalam memahami dan menjaga keanekaragaman hayati.
“Taksonomi adalah ilmu dasar untuk mengidentifikasi sesuatu yang ada di sekitar kita. Hasil riset taksonomi akan menjadi awal dari penelitian biodiversitas selanjutnya, seperti konservasi hingga bioprospeksi,” ujarnya.
Penemuan 49 taksa baru ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya BRIN untuk mengungkap dan memanfaatkan kekayaan hayati Indonesia. Dengan penelitian dan inovasi yang berkelanjutan, BRIN optimis dapat berkontribusi pada pelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat.