Menjemput Berkah 10 Muharram Saat Lebaran Anak Yatim

santunan anak yatim
Santunan anak yatim tradisi 10 Muharram di Winongan.

10 MUHARRAM, momen istimewa yang tak hanya sarat makna religius, tetapi juga menjadi kesempatan untuk menebar kebaikan dan kasih sayang. Di hari penuh berkah ini, tradisi santunan anak yatim menjadi salah satu amalan mulia bagi umat Islam di Indonesia.

Tradisi santunan anak yatim memiliki sejarah panjang dan mulia. Berawal dari kisah Nabi Muhammad SAW yang sangat menyayangi anak-anak yatim. Beliau selalu mengingatkan umatnya untuk peduli dan berbagi dengan mereka, bahkan menjadikan menyantuni anak yatim sebagai salah satu amalan yang berpahala besar.

Muslim wajib untuk memuliakan anak yatim, menyayanginya, menanggung kehidupannya dan melakukan berbagai kebaikan yang dapat membuat senang hati anak yatim.

Bagi mereka yang melakukannya akan mendapat ganjaran seperti dalam hadits yang riwayat Imam Bukhari yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, di mana Rasulullah SAW bersabda, ”Orang yang menanggung kebutuhan anak yatim, baik anak yatim itu memiliki hubungan keluarga atau tidak, maka Rasulullah dan orang yang jadi penyantun anak yatim seperti dua jari di surga nanti.”

Baca Juga:  Memahami Sengkolo di Malam 1 Suro

Kata yatim berasal dari akar kata ya-ta-ma yang memiliki persamaan kata al-fard yang mempunyai arti kesendirian. Menurut arti kata yatim berarti seseorang yang perlu di kasihani.

Secara sederhana pengertian yatim adalah anak ayahnya meninggal sebelum usia baligh. Dari pengertian itu, terdapat suatu isyarat penjelasan yaitu anak yang di tinggal mati oleh orang tuanya ketika sudah baligh tidak termasuk kategori yatim.

Menyantuni anak yatim di bulan Muharram menjadi salah satu amalan yang baik yang dapat di lakukan muslim. Melakukan amalan tersebut juga perintah Allah SWT seperti yang termaktub dalam Surah Al Baqarah ayat 220 sebagai berikut:

”Mereka menanyakan kepadamu (Nabi Muhammad) tentang anak-anak yatim. Katakanlah, ’Memperbaiki keadaan mereka adalah baik!’ Dan jika kamu mempergauli mereka, maka mereka adalah saudara-saudaramu. Allah mengetahui orang yang berbuat kerusakan dan yang berbuat kebaikan.”

Di Indonesia, tradisi santunan anak yatim telah mendarah daging dan menjadi bagian dari budaya masyarakat. Tradisi ini terus berlangsung di berbagai daerah dengan berbagai bentuk dan cara, namun esensinya tetap sama: membantu dan berbagi dengan anak-anak yatim yang membutuhkan.

Baca Juga:  Kretek: Ramuan Herbal Priyayi Kudus Menjadi Identitas Bangsa

Di era modern ini, tradisi santunan anak yatim semakin berkembang pesat. Banyak organisasi dan komunitas yang berfokus pada pemberdayaan anak yatim dan membantu mereka meraih masa depan yang lebih baik. Penggunaan teknologi juga semakin memudahkan proses penggalangan dana dan penyaluran bantuan.

Semangat berbagi dan kepedulian itu terlihat saat Karang Taruna Kecamatan Winongan berkolaborasi dengan Lembaga Amil Zakat Sidogiri untuk menggelar tradisi mulia santunan anak yatim, Selasa malam (16/7/2024).

Sebanyak 60 anak yatim dari 4 desa, yaitu Desa Sumberejo, Mendalan, Winongan Kidul, dan Winongan Lor, berbahagia menerima santunan. Kebaikan ini merupakan agenda rutin tahunan Karang Taruna Winongan selama 8 tahun berturut-turut, bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat Sidogiri.

”Setiap 10 Muharram, kita kerja sama dengan Sidogiri. Lembaga Amil Zakat Sidogiri. Tujuan kita royalan nyantunin anak yatim,” jelas Redi Materdam, Ketua Karang Taruna Winongan.

Baca Juga:  Bahasa Jawa: Mengenali Tiga Dialek Jawa Barat

Kegiatan bertemakan ”Bahagia Muharram” ini tak hanya menghadirkan momen penuh makna, tetapi juga membawa keceriaan bagi anak-anak yatim. Bingkisan berisi snack dan uang saku yang mereka terima membawa senyum kebahagiaan di wajah mereka.

“Kita bagikan bingkisan snack dan uang saku,” terang Redi.

Lebih dari sekadar materi, santunan ini bertujuan untuk membangkitkan semangat dan motivasi bagi anak-anak yatim. Redi berharap, melalui kegiatan ini, mereka dapat merasakan kasih sayang dan kepedulian dari sesama, sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang tangguh dan berakhlak mulia.

Semangat kepedulian dan kebersamaan mewarnai gelaran santunan ini. Tak hanya Karang Taruna Winongan dan Lembaga Amil Zakat Sidogiri, beberapa donatur juga ikut berpartisipasi dalam menyukseskan acara ini.

”Alhamdulillah, banyak donatur yang ikut berpartisipasi. Ada yang menyumbangkan makanan, snack, dan uang,” ungkap Redi.

Redi menegaskan komitmen Karang Taruna Winongan untuk terus berpartisipasi dalam membantu sesama, khususnya anak-anak yatim. ”Ini adalah komitmen kita untuk membantu mereka yang membutuhkan,” tegasnya.