Malam Satu Suro 2024: Energi Spiritual Hari Senin Legi

MALAM Satu Suro, malam penuh makna bagi masyarakat Jawa, kembali hadir di tahun 2024. Tepatnya pada tanggal 8 Juli, bertepatan dengan hari Senin Legi, momen ini menandakan pergantian tahun dalam penanggalan Jawa dan membuka lembaran baru dalam siklus kehidupan.

Lebih dari sekadar pergantian tahun, Malam Satu Suro sarat dengan makna dan tradisi yang telah dilestarikan turun-temurun. Jatuhnya malam ini pada hari Senin Legi pun menghadirkan dimensi makna yang lebih dalam, mengantarkan masyarakat Jawa pada introspeksi diri dan menyambut masa depan dengan penuh harapan.

Baca Juga:  Bantengan: Kesenian Tradisional yang Digandrungi Generasi Z, Apa Istimewanya?

Menelusuri Jejak Makna di Balik Hari Senin Legi

Senin Legi, dengan nilai neptu 9, membawa energi spiritual yang kuat. Angka 9, hasil perkalian 3 dan 3, melambangkan kesempurnaan, kesatuan, dan keseimbangan. Di malam keramat ini, energi tersebut dipercaya mencapai puncaknya, membuka gerbang bagi pembersihan diri, penyatuan diri dengan alam semesta, dan tolak bala.

Simbolisme hari Legi pun tak kalah menarik. Legi, yang berarti “terbuka” atau “lega”, mengisyaratkan keterbukaan hati dan jiwa untuk menerima limpahan berkah dan hikmah di malam penuh makna ini. Momen ini menjadi wadah bagi masyarakat Jawa untuk melepaskan diri dari beban masa lalu, menyambut masa depan dengan hati yang bersih dan lapang.

Baca Juga:  Perhitungan Orang Jawa dalam Menentukan Arah Rumah

Perpaduan Makna: Introspeksi, Pembersihan Diri, dan Tolak Bala

Jatuhnya Malam Satu Suro pada hari Senin Legi menghadirkan perpaduan makna yang utuh. Di satu sisi, energi spiritual yang tinggi mendorong introspeksi diri, momen untuk merenungkan perjalanan tahun lalu, mengakui kesalahan, dan memohon ampun atas segala dosa. Di sisi lain, hari Legi dengan simbolisme keterbukaannya membuka jalan bagi pembersihan diri, baik secara fisik maupun spiritual, untuk menyambut lembaran baru dengan penuh kesucian.

Baca Juga:  Bubur Asyura: Simbol Persatuan, Rasa Syukur, dan Nilai Luhur Islam

Lebih dari itu, nilai 9 yang terkandung dalam hari Senin Legi juga melambangkan tolak bala. Di malam penuh makna ini, masyarakat Jawa melakukan berbagai ritual, seperti Padusan, Ruwatan Bumi, dan Kirab Pusaka, untuk menangkal pengaruh negatif, memohon keselamatan, dan mendatangkan keberkahan bagi diri, keluarga, dan masyarakat.

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *